Semester 4 adalah awal pertemuan kita. Saat seorang mahasiswi kelas pagi pindah ke kelas malam.
Semua berjalan normal Layaknya Mahasiswa kelas malam lainnya yang melanjutkan studi setelah seharian bekerja.
Komunikasi kitapun hanya sebatas tentang perkuliahan.
Moment bersama kita hanya terjadi saat di kampus saja.
Atau saat mahasiswi dengan blush on pink di pipi yang tiba-tiba menumpahkan kopi milik seorang Mahasiswa tengil, gondrong si tukang nanya.
Lebih intens chat berlanjut ke telpon lalu keterusan nonton bareng, jogging bareng, nongkrong bareng hingga nonton konser sambil hujan-hujanan kek di film-film.
Yah, moment disini kita saling mengisi dan menguatkan satu dan lainnya.
Kita tidak pernah tahu dimana awalnya, tapi kami sepakat untuk selalu bersama.
Pertemuan keluarga dan pertunangan kitapun berlangsung.
Kita sadar bahwa kita berbeda dalam banyak hal. Bicara tentang ego pun, kita berdua sama-sama batunya. Komunikasi dan saling memahami adalah cara kami mencairkannya.
Stigma orang tentang sunda-jawa atau tentang sebuah pelarian akhirnya akan kami lawan dengan sebuah pembuktian nyata tentang kita.
Tanpa mengurangi rasa hormat, para tamu dimohon mematuhi protokol kesehatan yang berlaku